FILSAFAT
AL-KINDI
Al-Kindi adalah filosuf Islam yang
mula-mula secara sadar berupaya mempertemukan ajaran-ajaran Islam dengan filsafat
Yunani. Sebagai seorang filosuf, Al-Kindi amat percaya kepada kemampuan akal
untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang realitas. Tetapi dalam waktu
yang sama diakuinya pula keterbatasan akal untuk mencapaipengetahuan metafisis.
Oleh karenanya menurut al-Kindi diperlukan adanya Nabi yang mengajarkan hal-hal
di luar jangkauan akal manusia yang diperoleh dari wahyu Tuhan. Dengan demikian
Al-Kindi tidak sependapat dengan filosuf Yunani dalam hal-hal yang dirasakan
bertentangan dengan ajaran agama Islam yang diyakininya. Misalnya mengenai
kejadian alam berasal dari ciptaan Tuhan yang semula tiada, berbeda dengan
pendapat Aristoteles yang mengatakan bahwa alam tidak diciptakan dan bersifat
abadi. Oleh karenanya Al-Kindi tidak termasuk filosuf yang dikritik Al-Ghazalidalam kitabnya Tahafut Al-Falasifah
(Kerancuan Para Filosuf).
Karangan-karangan Al-Kindi umumnya
berupa makalah-makalah pendek dan dinilai kurang mendalam dibandingkan dengan
tulisan-tulisan Al-Farabi. Namun sebagi filosuf perintis yang menempuh jalan
bukan seperti para pemikie sebelumnya, maka nama al-Kindi memperoleh cetak biru dan mendapat tempat yang
istimewa di kalangan filosuf sezamannya dan sesudahnya. Tentu saja ahli-ahli
pikir kontemporer yang cinta kebenaran dan kebijakan akan senantiasa merujuk
kepadanya.
No comments:
Post a Comment